Monday, January 30, 2017

MACAM-MACAM BENTUK PEMELIHARAAN DITINJAU DARI FUNGSINYA



BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan peradaban manusia telah memacu peningkatan kebutuhan dan keinginan baik dalam jumlah, variasi jenis, dan tingkat mutu. Perkembangan ini menimbulkan tantangan untuk dapat memenuhi keinginan tersebut dengan cara meningkatkan kemampuan menyediakan dan menghasilkannya peningkatan kemampuan penyediaan atau produksi barang merupakan usaha yang harus dilakuakan oleh perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan secara efektif dan efesien. Usaha ini dilakukan agar dicapai tingkat keuntungan yang diharapkan demi menjamin kelangsungan perusahaan.
Dalam mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efesien, dikembangkanlah pemikiran dan pengkajian untuk mendapatkan cara-cara yang lebih baik. Tujuannya adalah untuk mengahasilkan pengeluaran yang optimal, sehingga dapat untuk mencapai sasaran secara tepat dalam waktu, jumlah, mutu dengan biaya yang efesien dengan memanfaatkan factor-faktor produksi. Factor produksi yang dimaksud meliputi tenaga manusia ( men ), bahan ( material ), dana ( money ), serta mesin dan peralatan ( machines ) kekurangan salah satu factor produksi dapat menggangu proses produksi, artinya kelancaran proses produk dapat terhambat bila salah satu factor produksi mengalami kerusakan.
Said ( 1980 ) Fachrurozi ( 2002 ) menyatakan bahwa mesin-mesin produksi merupakan factor produksi yang berfungsi mengkonfersi bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Mesin merupakan pesawat pengubah energi yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip logis, rasiomal dan matematis. Kebutuhan produktifitas yang lebih tinggi serta meningkatkannya keluaran mesin pada tahun-tahun terakhir ini telah mempercepat perkembangan otomatisasi. Hal ini pada gilirannya memperbesar kebuthan akan fungsi pemeliharaan ( maintenance ) mesin-mesin tersebut, selain karena mesin-mesin tersebut cenderung terus mengalami kelusuhan sehingga diperlukan reparasi atau perbaikan. 

Ditinjau dari usaha pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas produksi, dapat dikatakan bahwa tujuan dari pemeliharaan dan perbaikan adalah untuk mempertahankan suatu tingkat produktivitas tertentu tanpa merusak produk akhir. jadi, dengan adanya pemeliharaan, maka fasilitas/ peralatan pabrik diharapkan dapat beroperasi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama digunakan untuk proses produksi sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai.
Perawatan atau pememliharaan mesin tentu saja membutuhkan biaya. Biaya ini meliputi nilai rawatan yang disimpan dan digunakan, biaya pekerja langsung, segala macam pekerja tidak langsung, dan pekerja yang disubkontrakan. Oleh sebab itu diperlukan suatu pengaturan yang baik sehingga pelaksanaan kegiatan perawatan diharapkan dapat membantu memaksimalkan perbedaan antara biaya variable yang dikeluarkan oleh pabrik dan hasil penjualan yang diperoleh dari menjual produk sehingga keuntungan dapat tatap diperoleh. Ini merupakan fungsi utama dari manajemen pemeliharaan ( Wallay,1987 ).
Walaupun telah mengetahui arti pentingnya pemeliharaan mesin-mesin produksi, tetap saja banyak industri/ pabrik berskala besar maupun kecil yang mengabaikannya. Ini dikarenakan industri/pabrik tersebut hanya memandang dari segi biaya dan waktu jangka pendek yang akan dikeluarkan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan, tanpa mempertimbangkan kerugian yang mungkin akan diderita apabila pemeliharaan mesin tidak dilakukan. Oleh karena itu, studi manajemen pemeliharaan mesin-mesin produksi ini perlu dilakuakan untuk mengetahui besar perhatian pabrik dalam menerapkan system manajemen pemeliharaan mesinnya.

BAB II
MACAM-MACAM PEMELIHARAAN DITINJAU DARI FUNGSINYA
Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan  dimaksudkan  sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.  
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara: 
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance). 
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance). 
Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut: 



 




Gambar  2.1 Skematik pembagian perawatan

Bentuk-bentuk Perawatan 
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance) 
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif). 
Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesinmesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.  
2. Perawatan Korektif 
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.  
Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik. 
3. Perawatan Berjalan 
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.  
4. Perawatan Prediktif 
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih. 
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance) 
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.  
6. Perawatan Darurat (Emergency  Maintenance) 
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena
terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.  

Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti: 
1. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance) 
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak
komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.  
2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.

Istilah-istilah yang umum dalam perawatan: 
1. Availability: 
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siapuntuk dipakai/dioperasikan. 
2. Downtime: 
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan. 
3. Check: 
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk. 
4. Facility Register 
Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut inventarisasi peralatan/fasilitas. 
5. Maintenance management: 
Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama. 
6. Maintenance Schedule: 
Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya. 
7. Maintenance planning: 
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang. 
8. Overhaul: 
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima. 
9. Test: 
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat diterima. 
10. User: 
Pemakai peralatan/fasilitas. 
11. Owner: 
Pemilik peralatan/fasilitas. 

12. Vendor: 
Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan. 
13. Efisiensi: 
Running Hours Running Hours + Down Time 
14. Trip: 
Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik). 
15. Shut-in: 
Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak). 
16. Shut-down: 
  
Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan. 
Strategi Perawatan 
Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.

Dalam menentukan strategi perawatan, banyak ditemui kesulitan-kesulitan
diantaranya: 

• Tenaga kerja yang terampil
• Ahli teknik yang berpengalaman
• Instrumentasi yang cukup mendukung
• Kerja sama yang baik diantara bagian perawatan 

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi perawatan: 
• Umur peralatan/mesin produksi
• Tingkat kapasitas pemakaian mesin
• Kesiapan suku cadang
• Kemampuan bagian perawatan untuk bekerja cepat
• Situasi pasar, kesiapan dana dan lain-lain.
Sebuah perencanaan yang memerlukan inspeksi rutin, pemeliharaan dan menjaga agar fasilitas dalam keadaan baik sehingga tidak terjadi kerusakan di masa yang akan datang. Pekerjaan dasar pada perawatan preventive adalah: inspeksi, pelumasan, perencanaan dan penjadwalan, pencatatan dan analisis, latihan bagi tenaga pemeliharaan, serta penyimpanan suku cadang. sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan dapat terpenuhi pengunaannya. (Daryus ,2007).
Menurut Dhillon (2006), dalam bukunya “maintainability, maintenance, and reliability for engineers” ada 7 elemen dari pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) yaitu:
1)  Inspeksi: memeriksa secara berkala (periodic) bagian-bagian tertentu untuk dapat dipakai dengan membandingkan fisiknya, mesin, listrik, dan karakteristik lain untuk standar yang pasti,
2)  Kalibrasi: mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi untuk material atau parameter perbandingan untuk standar yang pasti,
3)  Pengujian:   pengujian   secara   berkala   (periodic)   untuk   dapat   menentukan pemakaian dan mendeteksi kerusakan mesin dan listrik,
4)  Penyesuaian: membuat penyesuaian secara periodik untuk unsur variabel tertentu untuk mencapai kinerja yang optimal,
5) Servicing: pelumasan secara periodik, pengisian, pembersihan, dan seterusnya, bahan atau barang untuk mencegah terjadinya dari kegagalan yang baru,
6) Instalasi: mengganti secara berkala batas pemakaian barang atau siklus waktu pemakaian atau memakai untuk mempertahankan tingkat toleransi yang ditentukan,
7)  Alignment:  membuat  perubahan  salah  satu  barang  yang  ditentukan  elemen variabel untuk mencapai kinerja yang optimal.
2)  Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance)
Pemeliharaan tak terencana adalah yaitu pemeliharaan darurat, yang didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja. (Anthony, 1992).
Pada umumnya sistem pemeliharaan merupakan metode tak terencana, dimana peralatan yang digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan kembali maka diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan.





BAB III
KESIMPULAN
Oleh  karena  itu,  Dalam  pelaksanaan  pemeliharaan  antara  terencana  yang harus diperhatikan adalah jadwal operasi pabrik, perencanaan pemeliharaan, sasaran perencanaan pemeliharaan, faktor-faktor yang diperhatikan dalam perencanaan pekerjaan pemeliharaan, sistem organisasi untuk perencanaan yang efektif, dan estimasi   pekerjaan.   (Asyari,   2007).   Jadi,   Pemeliharaan   terencana   merupakan pemakaian yang paling tepat mengurangi keadaan darurat dan waktu nganggur mesin. Adapun keuntungan lainnya yaitu:
a.  Pengurangan pemeliharaan darurat,
b.  Pengurangan waktu nganggur,
c.  Menaikkan ketersediaan (availability) untuk produksi
d.  Meningkatkan penggunaan tenaga kerja untuk pemeliharaan dan produksi,
e.  Memperpanjang waktu antara overhaul
f.   Pengurangan penggantian suku cadang, membantu pengendalian sediaan,
g.  Meningkatkan efisiensi mesin,
h.  Memberikan pengendalian anggaran dan biaya yang bisa diandalkan.




Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan
1)     Tujuan pemeliharaan
§  a)    Untuk mengoptimalkan usia pakai sebuah mesin. Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli sebuah mesin akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.
§  b)    Untuk menjamin kesiapan operasional mesin untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.
§  c)    Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pencetakan secara rutin dan teratur.
§  d)    Untuk menjamin keselamatan operator yang mengoperasikan mesin tersebut.

2)     Manfaat pemeliharaan
§  a)    Jika sebuah mesin terpelihara dengan baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.
§  b)    Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.
§  c)    Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol sehingga terhindar   kerusakan.
§  d)    Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang.
§  e)    Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaaan yang baik.
Dapat disimpulkan pengelolaan menajemen sarana dan prasarana perusahaan dilihat dari segi pemeliharaan dapat di tinjau dari sifatnya terbagi menjadi empat macam yaitu pemeliharaan berupa pengecekan barang, pemeliharaan berupa pencegahan agar selalu terlihat baik, pemeliharaan berupa perbaikan ringan, dan yang terakhir pemeliharaan berupa perbaikan berat dan informasi untuk pertimbangan penggantian mesin.


Daftar Pustaka